Monday, February 13, 2012

MOVIE: PIRATES OF SILICON VALLEY (1999)

Sumber gambar: http://www.listal.com

"We have to think of ourselves as artists. It's like Picasso said GOOD ARTISTS COPY, GREAT ARTISTS STEAL..." (Steve Jobs)

"You know what they say, the mafia... YOU KEEP YOUR FRIENDS CLOSE BUT YOUR ENEMIES CLOSER..." (Bill Gates)

Dua petikan kalimat di atas adalah dua hal yang paling saya ingat di film ini dan pastinya paling bisa menggambarkan siapa saja yang dimaksud sebagai pirates di film ini. Pirates of Silicon Valley merupakan film semidokumenter yang menceritakan awal karir Seteve Jobs (Noah Wyle) dan Bill Gates (Anthony Michael Hall) serta persaingan mereka berdua dalam membesarkan perusahaan mereka masing-masing, Steve Jobs dengan Apple Computer-nya dan Bill Gates dengan Microsoft. Film ini berlatar pada tahun 1970-an hingga tahun 1997. Film yang didasarkan pada buku Fire in the Valley: The Making of The Personal Computer yang ditulis oleh Paul Freiberger and Michael Swaine ini ditayangkan pada tahun 1999 di televisi, sedangkan DVD-nya direlease pada tahun 2005.

Di sini awalnya Steve Jobs dan Bill gates memulai usahanya dari bawah, Jobs bersama temannya di University California Berkeley, Steve Wozniak (Joey Slotnick) adalah orang-orang aneh yang hobi membuat perangkat elektronik untuk sekedar bercanda, mereka akhirnya mendirikan Apple Computer yang berlokasi di garasi. Steve tumbuh dengan membenci IBM, perusahaan komputer terbesar saat itu. Perusahaan kecil ini hampir gagal berkembang saat Wozniak membawa prototype komputer Apple ke HP, tapi untungnya HP tidak menyukai produk tersebut dan Wozniak kembali ke Apple.

Di tempat yang lain Bill Gates dan teman sekelasnya semasa di Harvard, Steve Ballmer (John Di Maggio), dan teman SMA-nya, Paul Allen (Josh Hopkins) mendirikan Microsoft. Gates berambisi memiliki kekuasaan melalui Microsoft. Microsoft saat itu merupakan perusahaan pembuat software, salah satunya adalah software operating system. Bill Gates sangat getol dalam melobi IBM agar bersedia menggunakan DOS, sistem operasi yang bahkan Microsoft sendiri belum memiliknya. DOS ini nantinya akan digunakan untuk semua mesin-mesin/ hardware yang dimiliki IBM, dan untuk itu Bill Gates menuntut royalti. IBM akhirnya setuju karena manurut IBM yang paling penting adalah hardware, bukan software. Microsoft yang sebenarnya belum memiliki DOS ini akhirnya membeli operating system dari suatu perusahaan kecil seharga US $ 50,000 dan di sinilah dinasti Microsoft bermula.

Di sisi lain, Apple diundang untuk melihat produk ciptaan ilmuwan Xerox. Xerox telah mengembangkan mouse dan layar seperti yang kita kenal saat ini, akan tetapi petinggi Xerox malah mengejek produk hasil temuan ilmuwannya tersebut dan mengijinkan Apple melihat prototype mouse, layar, dan bagaimana cara kerjanya (untung aja mesin fotokopi Xerox tuh gak ada mouse-nya ya...hehe). Akhirnya Apple mencuri ide yang dimiliki ilmuwan Xerox.

Bill Gates dengan Microsoft-nya sangat iri dengan perkembangan Apple, saat itu Microsoft masih merupakan perusahaan kecil. Gates mengajak Steve Jobs untuk bekerja sama dalam pengembangan produk. Kelihaian Gates dalam melobi orang ternyata berhasil membuat Jobs bersedia bekerjasama. Jobs terperdaya dan bersedia menyerahkan prototype Apple, yakni Macintosh ke Bill Gates. Bill gates memodifikasi komputer ciptaan Apple dan akhirnya lahirlah Windows seperti yang kita kenal saat ini. Apple akhirnya menyadari kecurangan Bill Gates saat Apple hendak meluncurkan macintosh untuk pertama kalinya. Di sinilah persaingan tahap pertama antara Windows dan Macintosh dimulai. Nah, gimana kelanjutan persaingan mereka ya? Siapa yang akan memenangkan persaingan ini? Silakan tonton sendiri ya...

Film ini menceritakan persaingan Apple dan Microsoft hingga tahun 1997, padahal sepertinya setelah tahun 1997, persaingan tahap kedua di antara mereka dimulai lagi nih... Buktinya persaingan antara komputer berbasis Windows dan komputer berbasis Mac semakin seru. Walaupun saat ini Steve Jobs telah tiada tapi kiprahnya serta kejeniusannya akan tetap terkenang melalui inovasi-inovasinya di Apple, RIP Steve... Wah... wah... kayaknya harus ada sekuelnya nih, Pirates of Silicon Valley 2, pasti lebih seru dan lebih diantisipasi oleh masyarakat pecinta film.

Kedua aktor utama film ini, Noah Wyle dan Anthony Michael Hall bener-bener keren dalam memerankan Steve Jobs dan Bill Gates. Wyle berhasil memerankan karakter Jobs yang sangat amat perfeksionis, idealis, tidak suka ditentang, pemuja seni, dan hidupnya selalu dikaitkan dengan nilai-nilai spiritual yang dia anut. Dalam kenyataanya, Steve Jobs memuji akting Wyle dalam film ini dan mengundang Wyle untuk membuka pameran komputer Macworld Expo bersama Steve Jobs. Begitu juga dengan Anthony Michael Hall yang berhasil memerankan tokoh Bill Gates yang nerdy, ambisius, agak-agak manipulatif, nekat, tapi ada sisi gilanya juga. Bill gates sangat yakin bahwa nantinya dia akan mempunyai kekuasaan dengan komputer yang dia ciptakan.

Awalnya saya agak meng-underestimate film ini karena udah jadul banget, tapi ternyata saya malah sangat amat menyukai film ini. Film ini bener-bener brilliant, karena saat melihat film ini fokus kita tidak akan tertuju pada sisi jadulnya tapi langsung terfokus pada dua tokohnya yang sangat gila tapi jenius. Film ini merupakan film yang gak akan lekang oleh jaman, kapan pun kita menontonnya, film ini akan tetap menarik untuk diikuti, itulah kenapa DVD-nya baru dirilis tahun 2005 padahal film ini ditayangkan di televisi untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Ide penggunaan pemeran Wozniak dan Ballmer sebagai narator serta flashback sangat efektif untuk menceritakan apa yang ingin ditekankan oleh film ini.

Film ini pas banget untuk kalian yang ingin mengetahui sejarah serta persaingan Apple dan Microsoft serta bagaimana persaingan tersebut bisa mengubah cara hidup manusia saat ini. Bayangkan, jika tanpa Steve Jobs dan Bill Gates dan tentunya orang-orang di sekitarnya maka kita tidak akan hidup semudah seperti saat ini. Dunia pendidikan, kesehatan, pers, dll semuanya menjadi semakin maju setelah kita mengenal komputer. Thanks to them...

Nah, buat para komputer mania, adakah dari kalian yang anti banget sama Microsoft? Atau malah ada yang anti banget sama Apple? Well, probably you could be the next Steve Jobs then, inget kan dengan Steve Jobs yang dahulu sangat membenci IBM, suatu perusahaan komputer terbesar pada jamannya (sekarang juga masih eksis sih) dan akhirnya dengan semangat pantang menyerahnya itu Steve Jobs berhasil sukses dengan Apple... :)



MOVIE: POSTMAN TO HEAVEN/ HEAVEN'S POSTMAN/ 천국의 우편배달부 (2009)

Sumber gambar: http://sookyeong.files.wordpress.com

Apakah berbohong itu merupakan perbuatan yang terpuji? Tentu tidak kan... Dan, siapa orang di dunia ini yang mau dibohongi? Ehm... kemungkinan sih gak ada yang mau dibohongin ya... Tapi mungkin akan ada dua pendapat yang berbeda setelah kita menonton film ini, antara menyetujui kebohongan yang ada di film ini, atau bahkan tidak setuju sama sekali.


Film Heaven's Postman bercerita tentang seorang pemuda tampan dan misterius yang bernama Shin Jae Joon (Hero Jaejoong) yang bertugas mengantarkan surat ke 'surga'. Surat-surat ini berasal dari orang-orang yang sangat merindukan orang terdekat mereka yang telah meninggal dan tentu saja surat-surat itu ditujukan kepada mereka yang telah meninggal. Ehm... kok bisa ya? Gini lho, saat seseorang meninggal, terkadang orang-orang yang ditinggalkannya belum sempat menyampaikan sesuatu seperti manyampaikan maaf, terima kasih, atau uneg-uneg/ masalah tertentu kepada mereka yang telah terlanjur meninggal, dan terkadang mereka sangat menderita dalam hidupnya karena belum sempat menyampaikannya. Nah, itulah isi dari surat-surat yang harus diantarkan Jae Joon ke 'surga'.


Saat sedang menjalankan tugasnya, Jae Joon bertemu dengan Joo Ha Na (Han Hyo Joo) yang yang hendak mengirim surat kepada kekasihnya yang telah meninggal. Ha Na sangat penasaran dengan bagaimana cara Jae Joon mengirim surat-surat tersebut ke surga, tapi Jae Joon enggan menjawabnya dan malah mengaku sebagai malaikat, anehnya lagi Jae Joon malah menawarkan pekerjaan kepada Ha Na untuk menjadi asistennya. Awalnya Ha na menolak karena dia meragukan profesi aneh ini, dia juga curiga dengan pengakuan Jae Joon sebagai seorang malaikat, tapi karena Ha Na membutuhkan pekerjaan, akhirnya dia setuju untuk bekerja dengan Jae Joon.


Seiring waktu Ha Na mulai memahami bagaimana cara kerja Heaven's Postman ini. Mereka harus membaca semua surat yang dikirimkan, lalu menyortir surat mana saja yang kasusnya bisa mereka selesaikan (haha, terjawab sudah apa yang dimaksud dengan 'surga' aka 'heaven' di sini). Tujuannya adalah agar para pengirim surat ini bisa melanjutkan hidupnya dengan hati yang tenang dan lebih bahagia.


Salah satu kasus yang mereka selesaikan adalah ada seorang kakek yang meragukan identitas anaknya karena saat istrinya meninggal, sang kakek tersebut menemukan ada surat cinta dari pria lain yang ditujukan kepada istrinya. Sang kakek hidup penuh kegelisahan karena memikirkan hal tersebut, dan memutuskan untuk menulis surat kepada istrinya yang telah meninggal. Untuk meringankan beban kakek tersebut, Jae Joon dan Ha Na membuat hasil tes DNA palsu yang menyatakan bahwa sang anak adalah benar anak dari sang kakek tersebut. Tentu saja hasil tes DNA 'palsu' itu dikirimkan dengan sedemikian rupa agar sang kakek tidak curiga, dan sang kakek bisa melanjutkan hidupnya dengan baik.

Nah, itulah yang dimaksud dengan 'white lie', yakni kebohongan yang dilakukan untuk menjaga perasaan seseorang. Mungkin di antara para penonton nanti akan dilema dengan cara penyelesaian masalah yang dilakukan oleh heaven's postman ini :) Tentu saja cara-cara yang dilakukan Jae Joon dan Ha Na ini akan terus berhasil kecuali jika mereka ketahuan berbohong.


Berbagai kasus dari surat-surat yang dikirim telah berhasil mereka selesaikan, namun masalah mulai bermunculan saat timbul rasa cinta di antara Jae Joon dan Ha Na. Di saat yang sama, Jae Joon mulai merasa tidak nyaman dengan kebohongan yang mereka lakukan, akan tetapi Ha Na tetap yakin jika pekerjaan mereka adalah pekerjaan yang sangat terpuji. Yang lebih parah lagi, akhirnya ada seorang pengirim surat yang mengetahui bahwa Jae Joon dan Ha Na telah berbohong. Lalu bagaimana nasib pekerjaan Jae Joon dan ha Na setelah mereka ketahuan? Apakah cinta mereka bisa bersatu setelah timbulanya berbagai masalah tersebut? Dan apakah Jae Joon memang seorang malaikat seperti pengakuannya selama ini, ataukah dia hanya manusia biasa? Untuk mencari tahu jawabannya, silakan tonton lanjutan dari film ini ya...


Sebenarnya sih saya nonton film ini karena ada Jae Joong-nya, hehe. Dia adalah ex-member TVXQ dan sekarang tergabung dalam boyband JYJ. Walaupun saya bukan seorang cassie, tapi saya cukup penasaran dengan akting dari cowok cantik ini. Dan karena JYJ juga jarang nongol di acara musik Korea sebangsa Music Bank, Music Core, M!Countdown, Inkigayo, dll kayaknya klo nonton film ini bisa banget mengobati kangen para fans dengan menonton salah satu personil JYJ yang berakting di film ini.


Sayangnya eksekusi cerita film ini memang agak nanggung, saya tidak merasakan kedalaman cerita dari film ini, selain itu eksplorasi akting Jae Joong dan Hyo Jo sepertinya memang masih kurang sehingga terkadang saya kurang merasakan chemistry di antara keduanya. Karena itulah bahkan di saat adegan sedih pun saya sama sekali gak nangis (padahal biasanya saat saya nonton drama atau film Korea saya bisa nangis mewek semewek-meweknya). Ceritanya juga agak nanggung sih, sebenarnya ide cerita film ini sangat bagus tapi eksekusi ceritanya masih kurang dalam. Saya masih berharap film ini bisa menghadirkan klimaks yang lebih daripada apa yang telah disajikan. Untungnya film ini dibintangi Jae Joong, jadi walaupun ceritanya agak nanggung tapi setidaknya nonton Jae Joong aja udah menghibur banget, hehe :) Tapi jangan kuatir, joke-joke di film ini cukup menghibur dan bisa bikin ketawa kok, saya nggak nyangka lho ternyata Jae Joong bisa ngelucu juga.


Sisi positif dari film ini adalah sinematografi-nya yang keren banget. Harus saya akui teknik pengambilan gambar dan lokasi-lokasi shooting di film ini benar-benar memanjakan mata kita. Ada padang rumput hijau dengan kotak pos merah yang sangat kontras dan indah, bahkan baik saat berkabut maupun saat matahari bersinar terang, hasil gambar dari padang rumput ini benar-benar indah bak di negeri dongeng. Ada juga lokasi di mercusuar, di hutan kota, dll yang menurut saya sangat indah. Visual di film ini memang sangat indah. Intinya, film ini adalah film yang sangat ringan ceritanya namun tetap worth watching, apalagi dengan sinematografinya yang patut diacungi jempol. Dan setelah selesai nonton Heaven's Postman ini, kok sepertinya ide cerita film ini mirip dengan ide cerita drama Korea 49 Days ya???



Ehm, so bagi kalian yang sangat menyukai sinematografi film yang keren atau bagi kalian yang ingin melihat akting Jae Joong atau bagi kalian yang ingin membandingkan ide cerita antara 49 Days dengan Heaven's Postman, film ini sangat cocok untuk kalian tonton. Akhirnya, selamat menonton ya...

Sunday, February 12, 2012

Sejarah Pocari Sweat di Indonesia


Pocari Sweat merupakan minuman isotonik yang pada awalnya diproduksi di Jepang. Produsennya adalah PT Otsuka Pharmaceutical, suatu perusahaan farmasi yang tidak membuat produk sesuai keinginan pasar, akan tetapi perusahaan ini membuat produk berdasarkan riset atau bukti-bukti ilmiah, baru kemudian memperkenalkannya ke pasar. Hal inilah yang menyebabkan produk-produknya, termasuk Pocari Sweat, memerlukan usaha ekstra dalam pemasarannya. Pocari Sweat merupakan produk nutrasetikal. Produk nutrasetikal didefinisikan sebagai sejumlah bahan untuk pangan atau bagian dari pangan yang memberi keuntungan medis, termasuk di dalamnya adalah mencegah penyakit atau menangani penyakit. Keunggulan minuman isotonik terletak pada kemampuan dalam menggantikan cairan tubuh secara efektif, sehingga secara tidak langsung produk minuman ini membantu proses pemulihan tubuh dari kondisi sakit. Jika melihat fungsi minuman isotonik dan gaya hidup masyarakat yang semakin peduli dengan kesehatan di tengah kesibukan aktivitas mereka, maka prospek Pocari Sweat sangat baik untuk dikembangkan. Oleh karena itu, PT Otsuka Pharmaceutikal terus mengembangkan usahanya hingga ke berbagai negara, termasuk Indonesia.



Pocari Sweat bukanlah produk minuman isotonik pertama yang masuk ke Indonesia, sebelumnya PT Coca Cola Company telah mencoba untuk memasarkan minuman kesehatan Gatorade. Kesulitan pemasaranlah yang menyebabkan PT Coca Cola Company menyerah dan menghentikan pemasaran produk Gatorade di Indonesia. Pocari Sweat mulai memasuki pasar Indonesia tahun 1990. Pertama kali masuk ke Indonesia, Pocari Sweat dipasarkan hanya 30.000 kaleng per tahun. Pada saat itu, suplai produk ini didatangkan dari pabrik minuman Pocari Sweat di Korea Selatan, karena belum mempunyai pabrik di Indonesia.

Namun mulai tahun 1991, PT Otsuka Pharmaceutical memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi awal 6 juta dolar AS. PT Otsuka Pharmaceutical di Indonesia memiliki enam anak perusahaan dan salah satunya adalah PT Amerta Indah Otsuka sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis minuman kesehatan dengan merek Pocari Sweat. Pada tahun 1991, PT Amerta Indah Otsuka mendirikan pabrik di Lawang (Malang, Jawa Timur). Kemudian, pada tahun 2004 perusahaan ini memutuskan untuk memindahkan pabrik ke Sukabumi. Pertimbangannya adalah untuk menekan biaya produksi dan transportasi serta memberikan kemudahan penyediaan bahan baku.



Perjuangan untuk memasarkan Pocari Sweat dari tahun 1990 hingga saat ini bukanlah usaha yang mudah. Penjualan Pocari Sweat mengalami kerugian sejak pertama dipasarkan di Indonesia, padahal potensi pasar di Indonesia sangat besar. Hasil penjualan mulai mengalami peningkatan besar pada tahun 2002. Kesulitan memasuki pasar merupakan kendala utama karena produk ini terbilang baru, sehingga dibutuhkan edukasi konsumen yang cukup lama. Apabila tidak gigih dalam memperjuangkan pasar, maka sudah pasti produsen Pocari Sweat sudah ‘melarikan diri’ dari pasar Indonesia seperti yang terjadi pada Gatorade.



Namun, inilah konsekuensi yang harus dihadapi produsen suatu produk jika produsen tersebut memasarkan produk yang relatif baru dan belum dikenal masyarakat secara luas. Saat awal penetrasi, persepsi masyarakat di Indonesia terhadap Pocari Sweat masih kabur. Pocari Sweat disejajarkan dengan minuman ringan lain atau bahkan dengan air mineral, seperti Coca-Cola, Sprite, Fanta, Aqua, dan Vit. Padahal, Pocari Sweat merupakan minuman isotonik, yakni minuman pengganti ion tubuh untuk kesehatan dan kebugaran. Edukasi mengenai pentingnya hidup sehat terus dilakukan oleh PT Amerta Indah Otsuka sebagai bagian dari strategi pemasaran agar Pocari Sweat semakin dikenal dan diterima masyarakat. PT Amerta Indah Otsuka pun terus melakukan edukasi pasar. Berbagai kegiatan komunikasi pemasaran digelar, mulai dari iklan di TV, media cetak, sponshorship, hingga berbagai kegiatan below the line dengan menghabiskan biaya miliaran rupiah. Edukasi melalui jalur medis juga telah ditempuh dengan bantuan para dokter yang memberi edukasi pada masyarakat. Upaya yang tidak kenal lelah itu akhirnya berbuah manis. Mulai tahun 2002, penjualan Pocari Sweat mendadak meningkat tajam. Penjualan Pocari Sweat mengalami pertumbuhan di atas 50% setiap tahun.



Keberhasilan Pocari Sweat dalam memikat animo positif masyarakat terhadap minuman isotonik memicu pemain baru memasuki pasar yang sama. Dalam waktu yang hampir bersamaan, beberapa pemain baru masuk untuk turut menikmati ‘euforia’ pasar minuman isotonik di Indonesia. Mereka membidik segmen pasar yang tidak terlayani oleh Pocari Sweat, yakni pasar menengah ke bawah. Tidak hanya itu, pada masa jayanya, Pocari Sweat pun harus menghadapi masalah akibat kesalahan yang tak diperbuatnya. Beberapa produk minuman isotonik pesaing terbukti menggunakan bahan pengawet berbahaya dalam produk minuman isotonik mereka. Kasus itu sempat mengganggu pasar minuman isotonik, termasuk Pocari Sweat. Namun, melalui beberapa penelitian, Pocari Sweat terbukti tidak mengandung bahan pengawet berbahaya sehingga Pocari Sweat kembali mendapat kepercayaan konsumen.

Sumber gambar: http://www.megatokyo.de

Oleh karena itu, PT Amerta Indah Otsuka tidak khawatir dengan produk-produk baru yang menawarkan produk semacam Pocari Sweat. Hal ini karena Pocari Sweat merupakan produk yang sudah melewati uji klinis dan sudah terbukti khasiatnya, sehingga tetap dipercaya oleh konsumen. Pocari Sweat merupakan trust brand, bukan taste brand. Buktinya, Pocari Sweat tetap konsisten menjaga kualitasnya, mempertahankan segmen pasarnya, dan tidak terbujuk untuk mengeluarkan produk dalam berbagai rasa. Itulah yang membedakan Pocari Sweat dengan produk-produk pesaingnya. Sehingga, walaupun banyak pesaing bermunculan dan banyak masalah yang timbul di pasar, Pocari Sweat saat ini masih menjadi pemimpin pasar minuman isotonik di Indonesia.

Nah, itu tadi perjuangan pemasaran Pocari Sweat di Indonesia, sangat inspiratif kan? Jika kalian ingin tahu sejarah berdirinya Pocari Sweat di negerinya sendiri, yakni di Jepang, maka silahkan tonton video berikut ini. Film sejarah Pocari sweat ini juga pernah ditayangkan di salah satu TV swasta di Indonesia.



REFERENSI
http://www.primeaccescard.com/
http://sinarharapan.co.id/
http://www.akliks.co.id/
http://www.kontan-online.co.id/
http://scylics.multiply.com/other
http://www.kompas.co. id/

Related Posts with Thumbnails