Monday, October 4, 2010

The Fall (2006)

Sumber: photobucket.com

Roy : "We're strange pair, aren't we?
Alexandria : "Aha..."

Film apa yang memiliki cerita sederhana dan dipadu dengan visual yang luar biasa? Film apa yang hanya dengan menonton satu film, namun kita mendapatkan dua cerita sekaligus? Jawabannya adalah The Fall, dan hasilnya film ini memberikan kesan yang tak terlupakan bagi saya. Film karya Tarsem Singh ini sangat spesial dan luar biasa, bisa membuat saya terkagum-kagum akan visualnya yang menkjubkan, gemes, sedih, senang, dan jatuh cinta pada para pemainnya yang terlihat sangat baik dalam memainkan perannya, serta aliran ceritanya terlihat sangat alami alias berasa tidak dibuat-buat.

Karenanya, setelah menonton film ini saya merasa seperti orang yang sedang jatuh cinta, saya benar-benar jatuh cinta pada dua pemeran utama film ini, Alexandria dan Roy. Setidaknya efek jatuh cinta ini masih bertahan selama dua hari setelah saya menonton film ini :)

Selain itu, kesan spesial dan luar biasa dari film ini juga karena pengambilan gambar film ini dibuat di banyak negara dengan memanfaatkan keindahan alam dan bangunan kuno yang menjadi unggulan negara-negara tersebut. Dari gurun pasir hingga keindahan laut, dari Taj Mahal hingga bangunan-bangunan klasik bergaya Eropa.

Film yang sebagian besar lokasi shooting-nya dilakukan di Afrika Selatan dan India ini juga menampilkan keindahan di 18 negara lain seperti di Inggris, Fiji, Italia, Spanyol, Ceko, Romania, China, Argentina, Chili, Brazil, Turkey, Mesir, Kamboja, bahkan juga di Indonesia lho. Salah satu lokasi shootingnya yang di Indonesia adalah di Bali.






Saya agak kaget ketika di tengah film tiba-tiba saya seperti mengenali pemandangan yang sangat indah dan tampak familiar bagi saya. Yap ... setting di Bali yang diambil adalah di wilayah persawahan bertingkat yang sangat terkenal akan keindahannya. Di sini, selain keindahan persawahan yang hijau, juga ditampilkan tarian (yang mirip dengan tarian kecak) pimpinan Ketut Rina yang memberikan kesan misterius.

Kembali ke review film ya...

Cerita film ini tergolong cukup sederhana, yakni cerita tentang persahabatan dua orang pasien rumah sakit yang berbeda generasi dan latar belakang. Film ini berlatar pada tahun 1915. The Fall bercerita tentang dua orang pasien rumah sakit di Los Angeles yakni Alexandria, gadis cilik berumur 5 tahun yang diperankan oleh Catinca Untaru dengan Roy Walker, seorang stuntman Hollywood yang diperankan oleh Lee Pace . Gara-gara jatuh, dua orang yang berbeda generasi dan berbeda latar belakang ini akhirnya bertemu di rumah sakit yang sama dan bersahabat (emang gak salah kalau film ini diberi judul The Fall yah...hehe).



Alexandria yang merupakan imigran dari Eropa, dia jatuh dan mengalami cidera pada lengannya saat sedang membantu ibunya bekerja memetik jeruk di perkebunan. Sedangkan Roy yang bekerja sebagai seorang pemeran pengganti alias stuntman jatuh dari jembatan di lokasi shooting. Kesedihan Roy bukan hanya karena kakinya yang cidera akibat kecelakaan tersebut akan tetapi juga karena ditinggalkan kekasihnya yang lebih memilih menjalin cinta dengan seorang aktor terkenal bernama Sinclair (diperankan oleh Daniel Caltagirone) di film yang sama-sama sedang mereka bintangi. Sang kekasih dan sang aktor bermain sebagai pemeran utama, sedangkan Roy hanya bermain sebagai pemeran pengganti.

Alexandria dan Roy berada pada bangsal rumah sakit yang berbeda, akan tetapi karena suatu kejadian akhirnya mereka bertemu dan bersahabat. Persahabatan mereka akhirnya berlanjut karena Alexandria sangat menyukai cerita atau dongeng yang dikisahkan oleh Roy.




Saat kita kecil, tentu kita sering atau pernah memvisualisasikan dongeng yang kita dengar atau kita baca ke dalam alam pikiran kita. Dan tak jarang kita juga memasukkan orang-orang yang kita kenal ke dalam fantasi kita untuk berperan sebagai aktor dalam dongeng yang sedang kita baca atau kita dengarkan tersebut. Begitu juga dengan film ini. Saat Roy mendongeng, saat itu pula Alexandria langsung membayangkan apa yang diceritakan oleh Roy ke dalam fantasi pikirannya dan memasukkan orang-orang yang dia kenali sebagai aktor dalam cerita dongeng itu. Dan saat itu pula lah penonton bisa melihat visual gambar yang luar biasa indah di film ini, dan juga bisa melihat betapa tempat-tempat jauh di Afrika, Eropa, hingga Asia terasa sangat dekat (hehe, namanya juga alam pikiran anak kecil berumur 5 tahun...).








Dongeng yang dikisahkan oleh Roy adalah kisah epic tentang lima orang pahlawan yang berusaha membalas dendam kepada Governor Odious (yang juga diperankan oleh Daniel Caltagirone), pemimpin yang kejam. Salah satu pahlawan itu adalah Bandits yang dalam dunia khayalan Alexandria diperankan oleh Roy, dan pahlawan-pahlawan lainnya diperankan oleh orang-orang yang dikenal oleh Alexandria. Selanjutnya Roy memunculkan peran Sister Evelyn yang dalam dunia khayal Alexandria diperankan oleh Nurse Evelyn (Justine Waddell), di mana akhirnya Black Bandits jatuh cinta pada Sister Evelyn. Keadaan tersebut yang akhirnya mengganggu fokus lima pahlawan tersebut untuk membalas dendam pada Governor Odious.




Setiap hari Alexandria selalu datang ke bangsal tempat Roy dan beberapa pasien lainnya dirawat. Di bangsal tersebut Alexandria selalu meminta Roy untuk melanjutkan cerita dongeng yang bersambung tersebut.




Dari yang saya lihat, pada awalnya Roy benar-benar hanya ingin mendongeng untuk Alexandria karena Roy melihat Alexandria adalah gadis cilik yang pemberani dan menggemaskan, akan tetapi kondisi Roy yang sangat terpuruk alias depresi akan masalah pribadinya lama-lama mulai memanfaatkan kepolosan Alexandria. Roy meminta Alexandria untuk mencuri obat-obatan di rumah sakit dalam jumlah yang besar dengan alasan Roy butuh obat tersebut agar Roy bisa mengatasi penyakit susah tidurnya, padahal Roy berencana akan mengakhiri hidupnya dengan pil-pil tersebut.

Alexandria yang sangat polos dan naif ini pun tidak sadar telah dimanfaatkan oleh Roy karena Alexandria yang sangat menyukai Roy bahkan telah menganggap Roy sebagai ayahnya ini hanya ingin meringankan penyakit Roy dan sangat menyukai cerita dongeng Roy. Alexandria juga sangat penasaran bagaimana akhir cerita dongeng Roy tersebut. Dari sini, mulai timbul berbagai masalah. Saat itulah batas antara kenyataan dan cerita khayalan yang dikisahkan oleh Roy menjadi semakin tidak jelas.

Apakah Roy akhirnya melakukan bunuh diri? Atau apakah keberadaan Alexandria berhasil membangkitkan semangat hidup Roy?

Bagaimanakah akhir kisah ini, apakah Alexandria berhasil memperoleh ending/ akhir cerita dongeng dari Roy? Ataukah Alex harus gigit jari karena Roy tidak mampu menyelesaikan dongengnya?

Untuk lanjutannya, silakan tonton sendiri film yang luar biasa ini.

Sumber: allmoviephoto.com

Oh ya, saya tadi bilang kalau casting pemainnya pas banget, salah satunya adalah peran Roy dan Black Bandits yang dimainkan oleh Lee Pace. Selain aktingnya yang luar biasa (mengingat saat berperan sebagai Roy, Lee Pace hanya bisa duduk dan tidur karena kakinya yang sedang cidera), dia sangat pandai memainkan mimik mukanya dan yang paling tidak bisa saya lupakan adalah suaranya. Di film ini Roy lebih banyak mendongeng untuk Alexandria, dan saat Roy bercerita inilah, suaranya yang 'renyah' bak narator film dokumenter itu, sangat pas dan enak untuk didengarkan.

Totalitas semua pemain dan kru juga patut dipuji lho. Pada awal pembuatannya, yakni pada saat adegan shooting di rumah sakit, di situlah Lee Pace dan Catinca Untaru benar-benar baru pertama kali bertemu. Dan yang lebih hebat lagi, Lee Pace dan semua kru terpaksa membohongi Catinca Untaru dengan cara Lee berpura-pura lumpuh di depan Untaru selama beberapa bulan mereka melakukan shooting di rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar Untaru dapat bersikap senatural mungkin saat beradu akting dengan Lee Pace. Dan Untaru baru diberi tahu bahwa Lee Pace sebenarnya bisa berjalan dengan normal pada hari terakhir shooting di rumah sakit. Pada saat itu tentu saja Untaru kaget karena ternyata lawan mainnya tidak benar-benar lumpuh. Silakan lihat video behind the scene berikut ini pada menit ke-dua untuk membuktikannya.



Selain itu, chemistry dua pemeran utama (Roy/ Black Bandits dan Alexandria/ Da Da) di film ini juga dapet banget. Keakraban yang terjalin dan terlihat di film ini terlihat sangat alami. I definitely LOVVVVVVE this strange pair.





Acting yang diperlihatkan Catinca Untaru juga sangat baik. Ekspresi ketakutan, bingung, kik kuk, terkadang kehilangan kata-kata saat sedang berbicara, bahkan akting menangis Untaru patut diacungi jempol. Ditambah kejahilan-kejahilan yang dilakukan oleh Untaru akan membuat kita semakin gemes pada anak ini.




So, selamat menonton, film ini memang sangat amat pantas untuk ditonton :) Film bagus tidak harus memiliki alur cerita yang rumit, The Fall merupakan film dengan ide cerita sederhana. Namun cerita sederhana yang dipadukan dengan chemistry pemain yang dapet banget, acting para aktor yang baik, visual yang luar biasa indah, dan kecerdasan sang penulis dan sutradara dalam merangkainya menjadikan film ini menjadi sangat manis dan spesial.

3 comments:

purisuka said...

wah, saya baru tau kalo si untaru dibohongin dulu. makasih ya buat infonya :)

btw makasih jg ya udah mampir ke blog saya, udah saya link balik blognya :)

Yahya said...

ini review ketiga yang bilang kalau film ini bagus, harus nonton berarti o_0

nita said...

@purisuka sama2 puri, jgn lupa kpn2 blogwalking ke sini lg yah...

@yahya iya, bagus bgt filmnya, wajib bgt hukumnya nonton film ini

Post a Comment

post a comment

Related Posts with Thumbnails