Sunday, March 13, 2011

MOVIE: Crazy Little Thing Called Love (First Love) / สิ่งเล็กเล็ก ที่เรียกว่า..รัก (2010)


Sumber gambar: acrazylittlethingcalledlove.com

...based on true story of everyone...

Film komedi romantis ini bercerita tentang seorang gadis bernama Nam (Pimchanok Lerwisetpibol), seorang siswi SMP berusia 14 tahun. Kulitnya hitam, berkaca mata, potongan rambutnya sama sekali nggak modis, gaya berpakaiannya 'gak banget', dan dia juga tidak berprestasi di sekolah. Nam berteman dengan tiga orang temannya yang nasibnya juga sama seperti dirinya, anak-anak yang tidak tergolong cantik dan tidak memiliki prestasi.
Diam-diam ternyata Nam, si itik buruk rupa, jatuh cinta pada Shone (Mario Maurer), seniornya di SMU. Shone adalah siswa tampan yang sangat terkenal di sekolah. Shone memiliki bakat fotografi dan masuk tim inti di klub sepak bola sekolah. Dengan keadaan itu, maka akan sangat sulit bagi Nam untuk mendapatkan cinta Shone. Hal tersebut diketahui oleh ketiga teman Nam. Mereka bertiga -dengan berbagai tingkah konyol mereka- berusaha untuk membantu Nam agar berhasil menarik perhatian Shone.
Nam, dengan dibantu oleh ketiga temannya berusaha keras untuk memperoleh perhatian Shone, mulai dari berusaha untuk mengubah penampilannya, menjalani peran sebagai Snow White di drama sekolah, hingga menjadi mayoret. Nam juga berusaha meningkatkan prestasinya hingga menjadi juara pertama di sekolah, tapi sepertinya Shone tidak jua merespon segala usaha yang dilakukan oleh Nam. Yang membuat Nam terkejut adalah justru teman karib Shone-lah yang jatuh cinta pada Nam. Nam semakin putus asa ketika sadar bahwa dia juga semakin jauh dari ketiga temannya yang selalu bersamanya. Nah gimana kelanjutannya ya? Silakan tonton sendiri film yang sangat manis dan simple ini ya...
Kalau boleh saya bilang, cerita film Crazy Little Thing Called Love ini merupakan versi lain dari Bangkok Traffic Love Story (BTLS). Kalau BTLS bercerita tentang perjuangan cinta orang dewasa, nah... kalau Crazy Little Thing Called Love ini bercerita tentang perjuangan cinta para ABG. Tentu keduanya memiliki keunikan yang berbeda, tapi sama-sama mengena dan juga sama-sama film yang manis. Seperti BTLS, film Crazy Little Thing Called Love ini juga sangat konyol, beberapa kali saya dibuat terpingkal-pingkal dengan tingkah bodoh para pemainnya. Bahkan Mario Maurer, si cowok cool itu, beberapa kali membuat saya tertawa dengan tingkah-tingkah konyolnya. Namun, di akhir-akhir cerita, kita akan dibawanya terharu.
Sayangnya, eksekusi film Crazy Little Thing Called Love ini sedikit kurang rapi. Ehm, kalau boleh saya bandingkan (lagi-lagi) dengan Bangkok Traffic Love Story, film BTLS eksekusi ceritanya lebih rapi sehingga penonton disuguhi cerita yang sudah dipersiapkan dengan berjalan mulus TANPA harus berkata 'hah... kok tiba-tiba gini!'. Kalau di film Crazy Little Thing Called Love ini, eksekusi ceritanya kurang rapi. Saya agak kaget dengan beberapa scene di 40% bagian akhir dari cerita ini yang bikin saya berkata 'Hah, kok tiba-tiba gini???' dst deh. Yup, endingnya berasa agak aneh aja, tapi saya tetep suka dengan pengalaman-pengalaman manis ala ABG yang ditampilkan film ini. Salut juga buat tukang make-up film ini... yang bisa ngebikin muka para aktor dan aktris film ini berubah drastis sesuai dengan keperluan cerita film ini.
Ini adalah film Thailand kedua yang saya tonton setelah BTLS. Ternyata film ini sangat manis dan cukup menghibur. Dan emang bener banget klo film ini ...based on true story of everyone... Kalau kalian menonton film ini mungkin sebagian besar kalian akan berkata 'ini film gue banget deh...'
Yap, film ini emang bercerita tentang pengalaman konyol para ABG seperti pura-pura ijin ke toilet hanya untuk melihat sang pujaan hati di kelasnya, menyimpan barang-barang yang berhubungan dengannya, deg-degan ketika berpapasan dengannya, mencuri pandang darinya, dll. Ehm... pokoknya banyak scene-scene manis yang mengingatkan pada pengalaman masa ABG.
Salut banget deh sama para sineas Thailand, mereka selalu berhasil membuat film yang terasa sangat nyata dan bisa langsung dirasakan oleh para penonton seperti jika para penonton tersebut adalah pelaku di film itu (setidaknya hal itu saya lihat di Crazy Little Thing Called Love dan di BTLS).

Akhirnya... selamat menonton ya, dan jangan keseringan senyum-senyum sendiri lho klo lagi nonton film ini. Dua kemungkinan alasan klo kalian emang pada senyum-senyum sendiri, pertama... senyum-senyum karena ada Mario Maurer yang cute banget, kedua... senyum-senyum karena ngerasa bahwa beberapa adegan di film ini emang bener-bener kisah nyata masa ABG kalian :)

Saturday, February 26, 2011

Music: JTL's Ten Best Songs

Sumber gambar: http://www.paxmusic.co.kr


Setelah ngebahas banyak hal tentang boyband JTL di postingan sebelumnya, sepertinya gak ada salahnya kalau kita mendengarkan hits-hits dari JTL. Berikut adalah sepuluh lagu terbaik JTL versi saya:



#1 My Lecon
Walaupun didominasi dengan nyanyian rap, tapi lagu ini beat-nya pas banget buat nge-dance. Selain itu, kita semua pasti gak akan pernah lupa sama reff-nya yang keren banget, it never gets old. Btw saya masih penasaran sama penyanyi cewek yang menyanyikan reff lagu ini, siapa sih dia???


#2 A Better Day
Lagu ini masih didominasi oleh musik rap, kecuali reff-nya. Dan lagi-lagi JTL memakai suara penyanyi cewek yang sama dengan penyanyi cewek di lagu My Lecon yang saya tidak tahu siapa namanya. Nah cewek ini juga menyanyi bagian reff di lagu A Better Day ini. Video klip lagu A better Day ini menggambarkan kesedihan JTL karena harus berpisah dengan kedua teman mereka (Kangta dan Moon) di HOT. Lagu ini merupakan remake dari lagu Varsog, lagu yang berasal dari puisi penyair asal Norwegia. Puisi berjudul Varsog ini ditulis tahun 1945 oleh Hans Hyldbakk. Lalu pada tahun 1977, Henning Somero melagukan puisi tersebut.



#3 One Night Lover
Lagu ini menggunakan rhythm dan melodi lagu Stevie Wonder yang berjudul Part Time Lover.



#4 Just Say Goodbye
Lagu ini ada dua versi, versi slow dan versi dance remix. Di sini saya tautkan versi dance lagu ini... Remix lagu ini lebih mengarah ke genre trance, pokoknya remix-nya berasa Tiesto banget deh. Lagu ini jadi berasa produksi Eropa, padahal aslinya adalah buatan orang Asia. Tapi saya sendiri sih gak tahu produser Asia mana yang me-remix lagu ini...



#5 Enter the Dragon



#6 Hard for Me




















Sumber gambar: cdloft.co.kr


#7 Mistake



#8 Really Want You



#9 When did Your Heart Stop Lovin



#10 Miracle


That's my version of their best songs so far, do you guys agree? Btw, let's wait for their comeback in 2012:) I'll be waiting for that...

Music: JTL (Korean Boyband)

Sumber gambar: flickr.com
Tahun 90-an, boyband-boyband asal Eropa menjadi kiblat dunia boyband dunia. Akhir tahun 90-an dan awal tahun 2000-an, giliran boyband-boyband asal AS semisal Backstreet Boys dan N*SYNC yang digilai seluruh dunia. Kini, tahun 2010-an, giliran K-Pop dengan Korean wave-nya yang digandrungi penikmat musik dunia, khusunya Asia. Mulai dari Jepang, China hingga negeri Arab, semuanya kena demam boyband Korea. Boyband Korea seperti Super Junior, Shinee, SS501, dll sangat digandrungi para remaja Asia. Dan akhir-akhir ini pula, kepopuleran boyband Korea mulai mempengaruhi industri musik tanah air dengan kemunculan beberapa boyband baru di Indonesia seperti SM*SH, Max 5, Treeji, dll.

Ngomong-ngomong soal boyband Korea, saya jadi mengingat-ingat masa lalu klo saya pernah suka banget (dan masih suka) sama boyband Korea yang namanya JTL. Ehm, sekarang JTL emang lagi vakum, tapi... marilah kita bermelodi memori dengan JTL.


Dulu, sekitar tahun 2002 atau 2003 (maaf saya lupa), ada satu lagu Korea yang sangat populer di Indonesia, lagu ini berjudul My Lecon. Karena lagunya disukai orang Indonesia, lagu ini sangat laris menjadi RBT dan banyak dipake jadi ring tone hape. Nah, JTL-lah penyanyi lagu ini. Lagu ini emang catchy banget sehingga tak hanya populer di Korea, tapi juga di negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia, bahkan lagu ini juga dinyanyikan ulang oleh artis India dengan bahasa India tentunya. Tak hanya lagu My Lecon yang populer, lagu-lagu JTL lainnya seperti A Better Day, One Night Lover, dan Enter the Dragon juga cukup populer di Asia.



Karena kepopulerannya di benua Asia inilah, JTL menjadi boyband Korea pertama yang tampil di MTV Asia Music Award dan memperoleh penghargaan sebagai artist Korea pertama yang memenangkan penghargaan kategori artist favorit Korea di ajang MTV Asia Music Awards pada tahun 2003 dan sekaligus sebagai boyband Korea pertama yang berhasil tampil di ajang regional tersebut. Nah, ada lho boyband Korea kedua yang berhasil tampil di MTV Asia Awards, yakni boyband Super Junior. Pasti kalian yang merupakan para ELF (EverLasting Friends, sebutan bagi fans-nya Suju) tahu banget sama boyband yang anggotanya banyak banget ini, yap boyband dengan anggota terbanyak di dunia, hehe, gimana bagi-bagi suaranya ya tu? tapi lagu mereka keren juga sih yang Bonamana itu...

Ok, balik ke JTL... JTL merupakan grup musik Korea Selatan yang terdiri dari ex-anggota boyband HOT di mana tiga dari lima anggota HOT memutuskan untuk meninggalkan SM-Entertainment. Nah, mereka adalah Jang Woo Hyuk, Tony An, dan Lee Jae Won. Nama JTL berasal dari akronim nama angotanya tersebut ... J-T-L ... (Ok, alternatif akronim itu emang kaya'nya yang paling keren deh klo dibanding dengan TLJ,LTJ, TJL, atau malah LJT, hehe makin nglantur nih). Dan menurut para penggemar HOT, kemampuan vokal anggota JTL ini lebih terlihat saat mereka bernyanyi di JTL ketimbang ketika tergabung sebagai anggota HOT.

HOT sendiri merupakan boyband Korea yang sangat populer di era 90-an (1996-2001). HOT pernah menerima penghargaan American MTV Video Awards (aka MTV VMA) untuk kategori Best International Video pada tahun 1998 dan HOT merupakan boyband Korea yang style-nya banyak mempengaruhi format boyband Korea masa kini.

Kenapa mereka (JTL) milih untuk meninggalkan SM Entertainment ya? Gosip-gosip yang bertebaran di luar sana mengatakan kalau SM Entertainment kurang adil dalam pembagian royalti gitu, padahal HOT sendiri yang ada di bawah SM Entertainment sejak tahun 1996 hingga 2001. Trus akhirnya setelah kontrak HOT habis, ketiga personil HOT yakni Jang Woo Hyuk, Tony An, dan Lee Jae Won memutuskan untuk meninggalkan SM Entertainment dan akhirnya membentuk JTL ini. Sedangkan anggota HOT yang tersisa yakni Kangta dan Moon He Joon memutuskan untuk tetap di SM Entertainment dan bersolo karir.



Pada tahun 2001 JTL meluncurkan debut single-nya yang berjudul A Better Day yang merupakan remake dari lagu Varsog (1977). Nah, hingga saat itu ternyata masalah JTL dengan SM Entertainment belum selesai nih, JTL merasa kesulitan dalam mempromosikan single tersebut karena produser dari SM Entertainment yang bernama Lee Soo Man melarang penayangan video klip lagu tersebut di berbagai lembaga penyiaran hiburan di Korea, intinya adalah JTL disabotase sama SM-Entertainment. Hal ini memicu kemarahan dari fans JTL yang kebanyakan juga merupakan fans HOT.

Ngomong-ngomong soal kisah dramatis pembentukan boyband JTL pada tahun 2001 lalu, saat ini juga ada boyband Korea yang nasibnya sama dengan JTL, yakni JYJ. Yap, sedikit me-review, saat masih di HOT, para anggota JTL mengalami masalah kontrak dan pembagian royalti yang kurang adil dengan SM-Entertainment. Kisah yang sama juga dialami JYJ, boyband Korea yang dahulu anggota-anggotanya tergabung dalam boyband DBSK. Nah, si anggota-anggota JYJ ini juga punya masalah kontrak yang kurang fair dengan SM-entertainment yang menaungi DBSK. Karena masalah inilah, tiga orang dari lima personil DBSK memutuskan untuk keluar dari SM entertainment pada tahun 2010 yang lalu dan membentuk JYJ. Waduhhh, what's wrong with you SM-Ent? kok dua masalah yang sama terulang kembali ya... semoga aja JYJ gak disabotase tuh sama SM-Entertainment, semoga JTL adalah boyband terakhir yang dikerjain sama SM-Entertainment...



Seperti banyak boyband lainnya, kepopuleran JTL juga hanya berumur pendek. Mereka sangat produktif mengeluarkan album dari tahun 2001 hingga 2004, tapi setelah itu mereka vakum dan para anggotanya memilih untuk bersolo karir. Tony An memilih untuk bersolo karir, dan membentuk TN Entertainment. Selain itu, Tony dia juga membuka perusahaan garmen Skoolooks. Jang Woo Hyuk mendirikan sekolah tari yang dinamai Newest Academy dan merilis solo album. Pada tahun 2010, Woo Hyuk menandatangani kontrak dengan perusahaan entertainment di China dan hingga saat ini dia aktif berkarir di China. Lee Jae won juga merilis solo album pada tahun 2005, dia juga mengikuti wajib militer yang baru akan berakhir pada tahun 2011 ini.

Berikut dischography dari JTL
- 1 Enter the Dragon (2001)
- 1.5 Love Story (2002)
- 2 Run Away (2003)
- JTL The 1st Live Concert (2004)


Wah, udah lama banget JTL vakum... dan kalau melihat di wikipedia (Huh, kok JTL gak punya website sih!!!), mereka bakal comeback di tahin 2012. Yang paling bikin saya penasaran kalau mereka bener-bener comeback adalah gimana ya penampilan mereka, masalahnya mereka kan udah pada di atas 30 tahun, so nggak mungkin kan kalau mereka berpenampilan kaya tahun 2000-an di mana saat itu mereka masih muda, dan agak aneh juga sih kalau mereka berpenampilan seperti Suju atau SS501, hehe. Tapi saya sih berharap klo mereka tetep nge-rap dan nge-dance, trus semoga lagu-lagu mereka nanti bakal sebagus My Lecon, A Better Day, atau pun Just Say Goodbye.

REFERENSI:
dbpedia.org
en.wikipedia.org
www.korean-drama-guide.com
www.last.fm
www.yesasia.com

Monday, January 17, 2011

BEST DANCE SONGS Part 3

Sumber gambar: merlinstudio.co.uk

#15 Alejandro - Lady Gaga
Sumber gambar: gossip.whyfame.com
Alejandro langsung menarik perhatian saya ketika dulu pertama kali mendengarkan lagu-lagu di album Lady Gaga - The Fame Monster yang dirilis tahun 2009 yang lalu. Lagu ini dipilih jadi EP ketiga dari album tersebut dan diperdengarkan di radio pada April 2010. Yang membuat lagu ini langsung nancep di telinga saya adalah musiknya yang mengingatkan saya pada lagu All That She Wants-nya Ace of Base. Ace of Base adalah group musik beraliran dance europop yang ngetop pada tahun 90-an. Gaga sendiri mengaku bahwa salah satu grup musik yang turut mempengaruhi musiknya adalah si Ace of Base ini, jadi ya no wonder-lah klo lagu Alejandro ini mungkin terinspirasi dari musiknya Ace of Base.

Alejandro ... it sounds so 90's, it's produced by redOne, and it's credited as a synthpop song with europop influences... it sounds good. Gak bisa lupa deh sama musiknya yang catchy dan liriknya... donkolmaning, dongkolmaning ... Alejandro :)


#16 Rise - Safri Duo
Sumber gambar: dropthevibe.com
Masih ingat kan dengan pencetak hits berjudul The Bongo Song, Baya-baya dan All the People in the World? Yap, it's Safri Duo. Duo asal Denmark ini pada tahun 2003 merilis albumnya yang berjudul Safri Duo 3.0. Salah satu lagu di album ini yang ajep-ajep banget adalah lagu Rise (lagu favorit saya di album ini). Walaupun dirilis di tahun 2003, tapi gak berkesan jadul sama sekali lho, masih enak didengarkan.

Lagu Rise sukses memperoleh sambutan yang baik dari penggemar hingga kemudian Safri Duo merelease versi baru dari lagu ini yang diberi judul "Rise (Leave Me Alone)". Ada perbedaan antara lagu versi baru dengan versi lama, jika versi lama hanya lagu instrumental saja, namun dalam versi baru ini, Safri mengajak Clark Anderson untuk mengisi vokal di lagu ini. Wah, Safri Duo emang langganan banget sama Clark Anderson ya...


#17 Who Owns My Heart - Miley Cirus
Sumber gambar: promobile.co.uk
Setelah sukses dengan hits Party in the USA yang musiknya Amerika banget, Miss Cyrus merilis Who Owns My Heart yang musiknya Eropa banget. Lagu ini ada dalam album Can't Be Tamed yang dirilis tahun 2010 kemaren.

Satu kalimat yang bisa mengungkapkan perasaan saya terhadap lagu ini: lagunya baguuuusssss tapi video klip-nya gak banget dehhhhhh. Tentu kita ingat dengan video klip Miley Cirus untuk lagu Party in the USA. Video klip Party in the USA bisa saya bilang lebih baik, lebih punya cerita, dan lebih pas dengan usia Miley yang masih remaja. Tapi video klip Who Owns My Heart ini terlihat gak ada greget dan gak ada cerita sama sekali, hanya seorang Miley Cirus dengan pakain seksi bernyanyi di kasur, lalu nyanyi di mobil, lalu nyanyi di lantai dansa. Intinya videonya datar dan tak bercerita apa pun. Terus terang saya sangat suka lagunya tapi kecewa dengan klip-nya. Lagunya cukup cacthy dengan sound remix ala Eropa, dan pastinya lebih bagus dari Can’t be Tamed.


#18 Ameerah - The Sound of Missing You
Sumber gambar: cinderblockracer.com
Ameerah merupakan proyek dari Astrid, seorang penyanyi Belgia keturunan Tunisia. Astrid merupakan finalis Belgian Idol pada tahun 2003. Proyek bernama Ameerah ini dibuat tahun 2007. Pada tahun 2009 Ameerah merilis single debutnya yang berjudul The Sound of Missing You. Single ini berhasil masuk ke top ten US Dance Charts.

It always keeps coming back... the sound of missing you...


#19 Everytime We Touch - Cascada
Sumber gambar:nathzmhardika.blogspot.com
Cascada merupakan grup musik beraliran eurodance/elektropop yang dibentuk tahun 2004. Grup ini terdiri dari Natalie Horler (Vocal), Dj Manian dan Yanou (writer dan producer). Pada tahun 2006 single debut mereka Everytime We Touch, memperoleh kesuksesan yang luar biasa di Inggris, AS, Jerman, Irlandia, dll. Karena single ini pula Cascada memperoleh banyak penghargaan.

Dan sepertinya ketenaran lagu ini juga direspon musisi Indonesia. Gossip bilang kalau lagu yang dinyanyikan Melinda yang berjudul Cinta Satu Malam adalah lagu yang beatnya sama dengan lagu Everytime We Touch ini. Saya sendiri kurang tahu apakah Melinda sudah membeli lagu itu untuk diadaptasi dengan musik Indonesia, atau dia menjiplak lagu itu, tapi emang lagunya mirip sih...

Btw, sebenarnya, dulu grup ini dinamai Cascade lho, tapi karena ada DJ yang bernama Kaskade maka grup ini terpaksa merubah nama menjadi Cascada.


#20 The Night (Only Place to Go) - Blake McGrath
Sumber gambar: eveaccess.wordpress.com
Blake Mcgrath merupakan penyanyi, penari, sekaligus koreografer asal Kanada. Pria kelahiran 21 November 1983 ini terkenal karena pernah mengikuti kompetisi So You Think You Can Dance season pertama di tahun 2005. Setelah itu, dia dipercaya untuk menjadi koreografer So You Think You Can Dance versi Kanada. Wah, pantes nari-nya keren banget... karena jago nari itu tadi, dia pernah didaulat untuk nge-dance bareng Britney Spears, Janet Jackson, Craig David, Adam Lambert, dll.

Blake memulai mencoba peruntungannya di dunia tarik suara dengan merilis single pertamanya The Night (Only Place to Go) pada 21 April 2010. Karena basic-nya emang penari, di setiap perform live-nya, pria yang mengaku bi-sexual ini selalu mencoba menampilkan koreografi, dan itu keren banget (nari-nya keren) tapi untuk suara, sepertinya Blake harus masih banyak berlatih. Tapi hasil rekamannya bagus kok, so, mari kita simak bersama...

#21 I'm not Mad - Alex Gardner
Sumber gambar: xenomanianews.blogspot.com
Alex Gardner adalah seorang penyanyi kelahiran Edinburg, Skotlandia pada 23 Juli 1991. Pada usia 16 tahun, dia memutuskan untuk meninggalkan Edinburg dan hijrah ke Inggris demi mengejar karir musiknya. Penyanyi yang digadang-gadang sebagai pengganti George Michael ini merilis lagu I'm not Mad pada awal tahun 2010. Lagunya asik, beat-nya agak slow, video klipnya juga seru, banyak cerminnya gitu (ni orang suka ngaca kali ya...). Lagu ini ditulis Gardner bersama Xenomania, mentor-nya yang kemudian juga menjadi produser lagu ini. Suara Gardner khas banget, tapi karena masih pendatang baru, suaranya masih terdengar 'mentah'. Tapi justru suaranya yang masih mentah inilah yang bikin menarik dan terdengar seksi, coba dengarkan lagunya yang lain seperti Yesterday's News, There Goes My Heart, dll yang memperdengarkan suara khas cowok ini.

MOVIE: The Social Network (2010)


Sumber gambar : digitaltrends.com

Saverin's GF : Why does your status say 'single' on your Facebook page?
Saverin : I was single when I set up the page...
Saverin's GF : And you just never bothered to change it?
Saverin : I...
Saverin's GF : What?!?
Saverin : I don't know how...

Klo inget penggalan dialog di atas (yang klo di dunia nyata terjadi tahun 2004/2005) bikin saya ketawa-ketiwi sendiri. Maksudnya, oh... come on Wardo (Eduardo Saverin), you are ('were'???) the co-founder of Facebook gitu lhoh :) Tapi gak salah juga sih klo dia gak bisa, mungkin emang belum terbiasa aja. Saya dulu waktu pertama pake Facebook (tahun 2007 or 2008 gitu) juga gak bisa cara mengubahnya kok, tapi klo saya sih emang karena gaptek, hehe.

The Social Network bercerita tentang Mark Zuckerberg, si geek yang antisosial dan jenius, si penemu Facebook. Film yang didasari oleh buku The Accidental Billionaires karya Ben Mezrich ini memang tidak memperoleh keabsahan dari Mark Zuckerberg yang menyatakan apa yang ada dalam buku dan film tersebut hanyalah fiksi belaka, selain itu Sean Parker juga menyatakan bahwa Sean Parker dalam film ini bukanlah dirnya yang sebenarnya. Mendengar gosip-gosip seperti itu awalnya saya jadi meng-underestimate film ini, tapi pikiran saya langsung berubah 180 derajat setelah menonton film ini. Film ini sangat seru!!! Sang sutradara dan sang penulis naskah berhasil membawa kita terus berkonsentrasi pada layar serta meyelami dialog-dialog cepat dan cerdas dalam film ini. Like This! deh pokonya.


Film ini diawali dengan dialog antara Mark Zuckerberg (Jesse Eisenberg) dan kekasihnya Erica Albright (Roney Mara). Dialog yang cepat membuat kita harus langsung berkonsentrasi pada kata-kata diucapkan oleh Zuck, ohh he looks so genius. Akibat dialog inilah akhirnya sang kekasih memutuskan hubungan dengan Zuck. Karena kesal telah diputuskan, Mark dan teman-teman sekamarnya membuat situs Facemash yang berusaha me-ranking wajah mahasiswi-mahasiswi yang paling disukai/ diberi nilai tinggi oleh pengunjung situs. Untuk bisa mewujudkan situs ini, Zuck membutuhkan formula algoritma dari teman baiknya Eduardo saverin (Andrew Garfield).


Kemunculan Facemash membawa kehebohan di kalangan mahasiswa berbagai kampus, karena terlalu banyak yang mengakses, maka dalam seketika jaringan server web Universitas Harvard down. Akibatnya Zuck terpaksa harus berurusan dengan bidang administrasi kampus yang akhirnya memberinya hukuman.


Kepopuleran Zuck akibat Facemash membawa Cameroon dan Tyler Winklevoss (Armie Hammer) serta Divya Narendra (Max Minghella), senior Zuck di Harvard, mengajaknya untuk membuat situs jejaring sosial semacam Friendster atau pun Myspace yang dikhususkan untuk mahasiswa Harvard saja. Berawal dari ide ini, akhirnya Zuck membuat situs Thefacebook yang didanai oleh teman baiknya, Saverin, yang sekaligus menjadi co-founder situs ini. Situs jejaring sosial ini akhirnya berekspansi ke berbagai kampus dan akhirnya berubah menjadi Facebook (tanpa 'the') berkat campur tangan Sean Parker (Justin Timberlake), si pendiri Napster.

Facebook lalu menjadi situs yang langsung digemari oleh banyak mahasiswa di berbagai kampus, ketenaran Facebook akhirnya didengar oleh Winklevoss dan Divya Narendra. Hal ini mebuat mereka sangat marah karena merasa kalau Zuck telah mengkhianati dan mencuri ide mereka. Akhirnya cerita tentang pertemanan ini semakin seru karena juga dibumbui dengan berbagai kasus hukum yang menimpa Zuck, tuntutan dari Winklevoss bersaudara, bahkan tuntutan dari sahabat terbaik Zuck, Eduardo Saverin.



Apa yang dilakukan Zuck kepada Saverin sehingga sang sahabat menuntutnya? Lalu apakah ketenaran Facebook bisa memenuhi ambisi Zuck untuk menunjukkan kehebatannya terhadap bekas pacarnya? Dan bagaimana sikap Zuck dalam menghadapi tuntutan dari teman-temannya? Apakah dia memang sebrengsek itu hingga banyak orang yang menuntut dan membencinya? Silakan tonton karya film yang sangat jenius ini.

Ceritanya yang dibuat maju mundur (flash back) ini menyebabkan film ini menjadi sangat intens dan tidak membosankan. Saya sangat menyukai akting Jesse Eisenberg yang berusaha untuk memerankan karakter Zuck yang jenius tapi tetep naif. Walaupun terkesan sombong dan cuek, tapi dari dialog-dialog dan cara ngomongnya yang cepet banget, dia terlihat sangat jenius.Tapi klo lihat di Youtube, Zuckerberg yang asli tuh terlihat lebih mudah gugup deh kalau diinterview. Dan film fiksi ini kelihatannya juga lebih menguntungkan karakter Eduardo Saverin yang memperlihatkan kecerdasannya sebagai mahasiswa economics dan rasa kesetiakawannya terhadap Zuckerberg. Saya jadi gak sabar nunggu Andrew Garfield main di Spiderman deh.


Kalau saya boleh membandingkan antara Wall Street dan The Social Network, Wall Street lebih merupakan proyek aji mumpung yang memanfaatkan kehebohan krisis finansial 2008, tapi kurang berhasil dalam mengeksplor kedalaman tema-tema dalam film tersebut. Berbeda dengan Wall Street, saya menganggap The Social Network merupakan proyek aji mumpung yang memanfaatkan ketenaran Facebook tapi tetap berhasil menjaga fokus ceritanya dan menjadikan film ini sebagai salah satu film terbaik di tahun 2010.

Bagi kalian yang addicted maupun yang anti sama Facebook, semuanya tetep bisa menikmati film ini, karena film ini bukan semata-mata tentang Facebook saja, tapi lebih merupakan film tentang persahabatan dan ambisi, bagaimana perkembangan Facebook menjadi pengganggu persahabatan di antar para tokoh di film ini. Walaupun The Social network tidak memperoleh keabsahan dari pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, tapi film ini tetap sangat terasa nyata dan sangat dekat dengan kehidupan kita. Dan walaupun Zuck menolak untuk menonton film ini karena lebih merupakan film fiksi, tapi what the zuck lah Mark, I 'like this!' movie a lot aniway. Dan thank's buat Mark Zuckerberg yang sudah menciptakan dan memperjuangkan Facebook untuk kita semua :)

Film ini memang dianggap sebagai film fiksi. Tapi jika memang beberapa karakter di film ini tidak sepenuhnya fiksi, saya harus akui: gila!!!!! anak Harvard emang pinter-pinter dan jenius. Si Mark Zuckerberg, dia nerd yang jenius, yang kadang kalau lagi ngomong, kita gak bisa ngebedain topik mana yang sedang dia bicarakan, bahkan saat dia mabuk pun dia tetep lancar nge-hack situs-situs di kampusnya. Saverin, mahasiswa Economics yang jago Matematika, dia juga sangat setia kawan. Si kembar Winklevoss, mereka atlit dayung yang harus latihan keras tiap hari, tapi teteuuup.... IP-nya 3,9 ...ck ck ck...

MOVIE: WALL STREET Money Never Sleeps (2010)

Sumber gambar: azreporter.com

Jacob Moore : Louis, are we going under?
Louis Zabel : You're asking the wrong question Jacob.
Jacob Moore : What's the right question?
Louis Zabel : "Who isn't?"

Ehmm, bener juga kata Lou (Louis Zabel) ya... siapa sih yang gak susah gara-gara krisis finansial tahun 2008 yang lalu? Hampir seluruh masyarakat di Amerika Serikat terimbas krisis dahsyat ini, mulai dari orang kaya raya yang nilai asetnya pada anjlok besar-besaran, hingga para buruh dan pekerja yang harus terkena PHK. Begitu juga dengan beberapa negara lainnya yang turut terkena imbas krisis ini. Tapi untungnya kita-kita yang di Indonesia tidak terlalu merasakan krisis tersebut ya. Walaupun Indonesia sebenernya juga sedikit kecipratan krisis ini, tapi gak terlalu parah sih. Anyway btw busway, itu kan udah tahun 2008 yang lalu, for now, let's just talk about Wall Street in the movie :)

Wall Street: Money Never Sleeps merupakan sekuel dari Film Wall Street yang dirilis tahun 1987. Dengan masih mempertahankan karakter Gekko yang dahulu juga diperankan oleh Michael Douglas, film ini berusaha mengangkat banyak tema seperti balas dendam, persaingan bisnis, kisah cinta, dan keluarga. Wuihh, banyak banget tema-nya ya...


Film ini bercerita tentang Jacob Moore (Shia LaBeouf), seorang stock broker di perusahaan bank investasi Keller Zabel. Jacob berusaha menyelidiki dan membalas dendam atas kejatuhan perusahaan tempat bekerjanya tersebut sebab kebangkrutan Keller Zabel juga turut merenggut nyawa mentornya sekaligus bos dari Keller Zabel yakni Louis Zabel. Dalam usahanya membalas dendam, Jacob dibantu oleh Gekko yang juga merupakan ayah dari Winnie (Carey Mulligan), pacar Jacob.

Akankah Jacob berhasil mengungkap misteri di balik kebangkrutan Keller Zabel? dan apakah bantuan si licik Gekko kepada Jacob diberikan secara cuma-cuma? Ataukah Geko juga mencoba memanfaatkan Jacob? Lalu bagaimana keberlangsungan hubungan antara Jacob dan Winnie setelah kedatangan Gekko mengingat Winnie sangat membenci ayahnya itu? Ehm, kelanjutannya silakan tonton sendiri ya


Awalnya, judul Wall Street (Money Never Sleeps), pencatutan peristiwa krisis global, serta penggunaan istilah-istilah ekonomi yang agak ribet sepertinya akan menjanjikan cerita yang penuh intrik serta pembahasan mendalam mengenai dunia bisnis. Namun, ternyata usaha untuk mengangkat terlalu banyak tema malah menjadi boomerang bagi film ini, akibatnya tema-tema tersebut seperti hanya dibahas setengah-setengah a.k.a nanggung man!!!


Walupun Oliver Stone terkesan kurang berhasil dalam mengeksekusi kedalaman cerita di film ini,tapi untung masih ada Michael Douglas yang kembali berperan sebagai Gekko. Yap, karakter Gekko benar-benar berhasil menyelamatkan film ini, kharismanya itu lho... Walau saya sebel sama karakternya yang menghalalkan segala cara (termasuk mengorbankan keluarganya) demi memenuhi ambisisnya tapi saya kagum banget dengan kejeniusannya dalam memprediksi terjadinya krisis global 2008 yang diakibatkan oleh spekulasi dan ketamakan manusia. Selain itu, di saat banyak para pelaku pasar yang menderita kerugian besar-besaran akibat anjloknya harga saham, Gekko malah berhasil memperoleh keuntungan yang sangat besar. Buktinya, dengan hanya bermodal 100 juta US$, dalam waktu singkat Gekko berhasil mengubah modal tersebut menjadi lebih dari 1 Milyar US$.

Nah, kalo pengen melihat kuatnya kharisma Michael Douglas serta transformasi akting bintang Transformers, Shia LaBeouf, silakan tonton film ini...

Related Posts with Thumbnails